Sebenarnya berat untuk menuliskan posting ini. Saya beranggapan biarlah saya simpan dalam hati saya saja. Tetapi hati kecil saya mengatakan "katakan", sehingga saya berani menuliskan sekarang. Seiring berjalannya waktu, usaha advertising saya berjalan dengan lancar. Order dari beberapa klien sudah mulai menampakkan hasil, sedangkan order terbesar berasal dari tempat saya bekerja. Hasil kerja keras ini membuahkan hasil, saya berani mengambil program kuliah S2 di sebuah perguruan tinggi Surabaya. Hitungan saya dengan order stabil bahkan cenderung meningkat selama 2 tahun berturut-turut, maka S2 saya dapat saya selesaikan dengan baik.
Awalnya order saya untuk perusahaan tempat saya bekerja saat ini OK-OK aja dengan order saya. Tetapi lambat laun ada orang-orang tepatnya beberapa karyawan yang tidak suka atau bahkan boleh dikatakan iri dengan keberhasilan saya. Padahal usaha saya ini halal, sah, dan legal. Tetapi upaya beberapa pihak berusaha keras untuk menghentikan langkah saya untuk mendapatkan order dari tempat saya bekerja. Anehnya, upaya penghentian ini tidak hanya berasal dari sesama level karyawan tetapi dari top managemen pun setali tiga uang. Ya...Allah....... Saya menengarai mereka semua iri dengan keberhasilan usaha saya.
Bahkan karyawan yang telah saya percayai dan saya bimbing sejak awal hingga mampu menguasai sistem, ehh.....mendiamkan saya tanpa alasan yang jelas (padahal satu ruangan lho, he......he......he... benar-benar aneh). Bahkan menurut analisa saya dia berkonspirasi dengan karyawan-karyawan lain untuk menjegal saya, baik hal-hal yang berkaitan dengan kantor maupun omzet usaha advertising saya. Ha.....ha....ha..... super aneh dan gila khan......???
Lebih gila lagi nih, untuk mendesain tools/brosur divisi saya yang akan saya gunakan untuk promosi perusahaan tempat kerja saya, saya pun juga dihentikan. Dengan cara-cara yang tidak etis, bahkan anak SD atau SMP pun kalau tahu pasti akan mentertawakan. Yang diberi wewenang mendesain bagian GA (he...he....gila khan?). Bahkan bagian keuangan pun diberi porsi untuk dapat mengintervensi segala sesuatu yang berhubungan dengan desain, stok barang, kepanitiaan tertentu, pemesanan barang, dan berbagai macam hal yang kurang etis kalau saya tuliskan. Gila nggak...... benar-benar mau nangis atau tertawa ya enaknya....?
Kondisi yang kurang sehat ini membuat saya tidak nyaman bekerja di perusahaan ini. (Atau mungkin disengaja oleh managemen agar saya tidak nyaman bekerja? Ahh.... su'udhon nih....). Gesekan-gesekan sering terjadi, dan anehnya ide-ide yang saya lontarkan dalam meeting maupun pertemuan non formal selalu dimentahkan. Padahal ide atau masukan yang saya lemparkan saya maksudkan untuk kemajuan perusahaan. Tetapi......Ya.....Allah......Bahkan ketika ada orang-orang baru yang tergabung dalam team saya pun saya katakan "jangan percaya omongan saya, tetapi tolong cross check dengan karyawan lain atau bahkan buktikan sendiri". Artinya, agar mereka tidak begitu saja mempercayai apa yang saya omongkan, sebab saya takut mereka terseret arus yang kurang sehat ini. Sehingga karyawan baru tersebut agar secara obyektif mampu menilai kondisi perusahaan ini.
Akhirnya, daripada terus-menerus panas kondisinya, saya akhirnya memutuskan untuk tidak mengambil order internal tersebut. Saya mengatakan hal tersebut pada divisi GA yang mengurusi tentang PPIC dan desain. Padahal saya pun berani turun harga di bawah harga orang percetakan yang barusan masuk. Tetapi ah...... daripada kondisinya panas, akhirnya saya memutuskan untuk tidak mengambil order internal tersebut.
Sebagai manusia biasa saya sangat kecewa berat dengan kondisi perusahaan semacam itu, apalagi saya merupakan salah satu personel yang ikut "babat alas perusahaan" tersebut dari nol. Ya Allah semoga saya diberikan ketabahan hati dan tetap berada dalam jalanMu. Amin.
Saya berfikiran bahwa mungkin mereka lebih membutuhkan order itu daripada saya. Artinya saya mencoba untuk mengikhlaskan order itu untuk diambil orang lain yang lebih membutuhkan. Keyakinan saya...pasti Allah akan menggantinya berlipat ganda. Amin. Dari berhentinya order tersebut otomatis berdampak banget pada finansial saya kepada kampus tempat saya kuliah. UAS dan ujian proposal tesis jadwalnya tinggal beberapa hari (4--5 Agustus) , tetapi saya belum punya uang untuk membayar. Akhirnya saya beranikan diri untuk mengajukan surat penundaan pembayaran hingga akhir bulan. Alhamdulillah di acc kampus. Hanya yang untuk ujian proposal tesis tidak dapat diundur hingga akhir bulan, tetapi diberi kesempatan hingga satu hari sebelum ujian. Alhamdulillah.
Ya Allah inikah ujian buat saya? Saya ambil hikmahnya dari peristiwa tersebut, semoga menjadi kekuatan saya untuk segera menjadi TDA. Saya mempersepsikan bahwa ini ujian untuk kompetisi saya didunia ini. Ya Allah berilah jalan yang terang kepada hambamu ini......Amin. Mohon do'a dan restunya agar saya segera TDA.
Teman-teman yang membaca mohon masukan buat saya bagaimana cara atau strategi menghadapi kondisi perusahaan seperti ini? Agar saya tidak patah semangat atau patah arang. Sebab beberapa hari ini sejak akhir Juli yang lalu hingga detik ini (8/8) saya benar-benar down. Gundah......gundah......dan gundah rasanya. Please masukannya dong buat saya.........
Awalnya order saya untuk perusahaan tempat saya bekerja saat ini OK-OK aja dengan order saya. Tetapi lambat laun ada orang-orang tepatnya beberapa karyawan yang tidak suka atau bahkan boleh dikatakan iri dengan keberhasilan saya. Padahal usaha saya ini halal, sah, dan legal. Tetapi upaya beberapa pihak berusaha keras untuk menghentikan langkah saya untuk mendapatkan order dari tempat saya bekerja. Anehnya, upaya penghentian ini tidak hanya berasal dari sesama level karyawan tetapi dari top managemen pun setali tiga uang. Ya...Allah....... Saya menengarai mereka semua iri dengan keberhasilan usaha saya.
Bahkan karyawan yang telah saya percayai dan saya bimbing sejak awal hingga mampu menguasai sistem, ehh.....mendiamkan saya tanpa alasan yang jelas (padahal satu ruangan lho, he......he......he... benar-benar aneh). Bahkan menurut analisa saya dia berkonspirasi dengan karyawan-karyawan lain untuk menjegal saya, baik hal-hal yang berkaitan dengan kantor maupun omzet usaha advertising saya. Ha.....ha....ha..... super aneh dan gila khan......???
Lebih gila lagi nih, untuk mendesain tools/brosur divisi saya yang akan saya gunakan untuk promosi perusahaan tempat kerja saya, saya pun juga dihentikan. Dengan cara-cara yang tidak etis, bahkan anak SD atau SMP pun kalau tahu pasti akan mentertawakan. Yang diberi wewenang mendesain bagian GA (he...he....gila khan?). Bahkan bagian keuangan pun diberi porsi untuk dapat mengintervensi segala sesuatu yang berhubungan dengan desain, stok barang, kepanitiaan tertentu, pemesanan barang, dan berbagai macam hal yang kurang etis kalau saya tuliskan. Gila nggak...... benar-benar mau nangis atau tertawa ya enaknya....?
Kondisi yang kurang sehat ini membuat saya tidak nyaman bekerja di perusahaan ini. (Atau mungkin disengaja oleh managemen agar saya tidak nyaman bekerja? Ahh.... su'udhon nih....). Gesekan-gesekan sering terjadi, dan anehnya ide-ide yang saya lontarkan dalam meeting maupun pertemuan non formal selalu dimentahkan. Padahal ide atau masukan yang saya lemparkan saya maksudkan untuk kemajuan perusahaan. Tetapi......Ya.....Allah......Bahkan ketika ada orang-orang baru yang tergabung dalam team saya pun saya katakan "jangan percaya omongan saya, tetapi tolong cross check dengan karyawan lain atau bahkan buktikan sendiri". Artinya, agar mereka tidak begitu saja mempercayai apa yang saya omongkan, sebab saya takut mereka terseret arus yang kurang sehat ini. Sehingga karyawan baru tersebut agar secara obyektif mampu menilai kondisi perusahaan ini.
Akhirnya, daripada terus-menerus panas kondisinya, saya akhirnya memutuskan untuk tidak mengambil order internal tersebut. Saya mengatakan hal tersebut pada divisi GA yang mengurusi tentang PPIC dan desain. Padahal saya pun berani turun harga di bawah harga orang percetakan yang barusan masuk. Tetapi ah...... daripada kondisinya panas, akhirnya saya memutuskan untuk tidak mengambil order internal tersebut.
Sebagai manusia biasa saya sangat kecewa berat dengan kondisi perusahaan semacam itu, apalagi saya merupakan salah satu personel yang ikut "babat alas perusahaan" tersebut dari nol. Ya Allah semoga saya diberikan ketabahan hati dan tetap berada dalam jalanMu. Amin.
Saya berfikiran bahwa mungkin mereka lebih membutuhkan order itu daripada saya. Artinya saya mencoba untuk mengikhlaskan order itu untuk diambil orang lain yang lebih membutuhkan. Keyakinan saya...pasti Allah akan menggantinya berlipat ganda. Amin. Dari berhentinya order tersebut otomatis berdampak banget pada finansial saya kepada kampus tempat saya kuliah. UAS dan ujian proposal tesis jadwalnya tinggal beberapa hari (4--5 Agustus) , tetapi saya belum punya uang untuk membayar. Akhirnya saya beranikan diri untuk mengajukan surat penundaan pembayaran hingga akhir bulan. Alhamdulillah di acc kampus. Hanya yang untuk ujian proposal tesis tidak dapat diundur hingga akhir bulan, tetapi diberi kesempatan hingga satu hari sebelum ujian. Alhamdulillah.
Ya Allah inikah ujian buat saya? Saya ambil hikmahnya dari peristiwa tersebut, semoga menjadi kekuatan saya untuk segera menjadi TDA. Saya mempersepsikan bahwa ini ujian untuk kompetisi saya didunia ini. Ya Allah berilah jalan yang terang kepada hambamu ini......Amin. Mohon do'a dan restunya agar saya segera TDA.
Teman-teman yang membaca mohon masukan buat saya bagaimana cara atau strategi menghadapi kondisi perusahaan seperti ini? Agar saya tidak patah semangat atau patah arang. Sebab beberapa hari ini sejak akhir Juli yang lalu hingga detik ini (8/8) saya benar-benar down. Gundah......gundah......dan gundah rasanya. Please masukannya dong buat saya.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar