Beberapa hari ini saya pulang kantor agak malam, selepas isya' baru nyampe rumah. Tadi malam (selepas saya pulang kantor) dewa kecilku Ryan bertanya, "Ayah, kapan buka puasa bersama lagi. Kan enak bisa buka bareng-bareng?" Tersentak hati saya mendengar pertanyaannya. Segera saya jawab, "Besok ayah pulang sebelum magrib, sehingga bisa buka puasa bersama di rumah". Apalagi beberapa hari yang lalu dewa kecilku bertanya tentang do'a, "Ayah sekarang kok belum punya mobil, belum punya rumah besar, belum punya uang banyak? Kan kemaren saya sudah berdo'a seperti yang diajarkan ayah? Kok Allah belum ngasih?" Waduh tambah tersentak saya.
"Kakak, Allah sudah ngasih kesehatan ke ayah, mama, kakak, dan adik. Itu rizki juga lho. Allah kan sudah ngasih uang ke Ayah melalui order konsumen. Allah pun juga sudah ngasih uang ke kakak melalui stiker kakak yang terjual. Nah untuk mobil dan yang lainnya, Allah masih menunda dulu. Allah masih belum memberikan kepada ayah. Suatu saat Allah pasti akan memberikan apa yang menjadi do'a kakak dan do'a ayah", demikian jawab saya.
Memang, setelah saya merenung lebih dalam ternyata keluarga adalah yang paling utama. Dalam do'a pun telah di tunjukkan, "Robbana Aatina ........." kemudian ada juga "khu angfusakum wa ahlikum naaro.....jauhkan dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka". Subhanallah..... Tentu dengan berbagai peristiwa dan pertanyaan oleh dewa-dewi kecil saya tersebut membuat saya semakin kuat berkeinginan untuk konsentrasi dan memiliki usaha sendiri. Sehingga lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan keluarga, lebih banyak waktu mendampingi dewa-dewi kecilku dalam masa-masa emasnya, lebih banyak waktu untuk menempa dengan berbagai jawaban-jawaban dan bimbingan dari berbagai pertanyaan kritisnya.
Ya..... keluarga adalah segala-galanya. Ya Allah jadikan keluargaku shakinah mawaddah warrahmah. Amin.