Banyak posting yang mengulas tentang efek positif dari aktualisasi beramal atau bersedekah. Tetapi tulisan-tulisan tersebut dikaitkan dengan efek finansial yang dikembalikan Allah terhadap apa yang telah kita sedekahkan. Tentu sangat manusiawai, karena Allah juga telah menjanjikan.
Sebenarnya janji Allah tidak hanya pada bidang amal atau sedekah saja, bahkan dari kita mengucap sykur pun Allah akan membalasnya dengan sesuatu yang lebih besar 10x, 70x, 100x atau bahkan 700x atau lebih. Tetapi saya lebih sreg dengan bersedekah atau beramal atau bahkan dalam hidup ini segala sesuatu memang diperuntukkan ibadah kepadaNya. Jadi tidak mengharapkan apapun, juga tidak mengharapkan pahala tau surga. Artinya ketika segala sesuatu yang kita lakukan ikhlas, maka tidak berharap apapun merupakan aktualisasinya. Sedangkan efek dari apa yang telah kita ikhlaskan merupakan otomatis dari reaksinya, otomatis dari apa yang telah Allah janji/gariskan.
Seperti yang telah saya tulis tadi, bahwa dengan bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmatNya, tetapi ketika kita mengingkari nikmatNya maka adzab Allah sangatlah pedih (laa insyakartum la adzidanakum..............dst). Konsep beryukur dan bersedekah inilah yang menjadi pernyataan kritis anak lelakiku tercinta M. Ryan Taruna Fadilla (7th)
"Ayah, tadi ada pengemis terus saya ngasih dua ratus rupiah. Tidak lama kemudian temanku Alip membeli stikerku. Aku jadi dapat uang deh. Kalau kita beramal maka Allah akan mengembalikan kepada kita yang lebih besar ya Ayah?" tanya annakku. "Kapan ya Ayah ada pengemis lagi, nanti tak kasih uang seribu. Seperti di sinetrn Entong itu lho, kalau kita bersedekah kepada fakir miskin maka kita akan mendapatkan imbalan yang lebih." lanjutnya.
"Ryan, kalau Ryan memberi uang kepada orang lain atau kepada pengemis tidak boleh mengharapkan imbalan apapun. Itu namanya tidak ikhlas, Ryan. Kalau memberi, ya memberi gitu aja tidak perlu disertai dengan mengharapkan sesuatu, pasti Allah secara otomatis sudah tahu apa yang telah kita lakukan," demikian jawab saya.
Kalau saya cermati bahwa efek dari TV pun sangat memegang peranan vital dalam pendidikan anak. Untuk itu masukan bagi media massa baik cetak maupun elektronik, untuk emmberikan tayangan-tayangan yang mendidik sehingga generasi kita memiliki integritas yang tinggi.