Senin, 22 Oktober 2007

Transaksi di Manapun-Kapanpun

Hari ini adalah hari pertama masuk kerja setelah libur panjang lebaran. Ada beberapa catatan menarik yang saya rekam dalam benak ketika pulkam (pulang kampung) kemarin. Acara pulang kampung memang saya bagi dua seeprti biasanya. Awalnya ke Maospati-Magetan tempat kelahiran saya, dan selanjutnya ke Kediri tempat nenek moyang istri saya. Sebelum pulang kampung saya sempat menyebarkan brosur kecil kepada teman-teman, bahwa layanan pembelian pulsa dapat dilakukan melalui SMS. Bahkan hari raya pun tetap bisa bertransaksi pulsa. Mekanisme pembayarannya adalah ketika masuk kerja, atau ketika ketemu di kantor.
Efeknya adalah sunguh luar biasa, ketika istirahat, ketika dalam perjalanan, ketika nonton TV, ketika silaturahim ke tetangga, ketika ngobrol bersama keluarga, ketika makan, HP saya sering berdering menerima SMS permintaan transaksi pulsa mereka. Bahkan tidak jarang ketika berkendara bersama anak dan istri, saya berhenti sejenak untuk melayani transaksi tersebut. Subhanallah.....
Bisnis pulsa ini memang sebenarnya saya tidak melakukan aktivitas bisnis. Tetapi lebih menjalin tali komunikasi dengan teman-teman dan yang terpenting adalah saya niatkan untuk membantu kelancaran komunikasi teman-teman kepada sanak saudara dan handai taulannya. Bayangkan jika malam hari, atau saat libur, atau saat lebaran kemarin, counter pulsa banyak yang tutup sehingga mereka terhalang untuk membeli pulsa, sehingga komunikasi mereka menjadi terhambat. Nah, niat untuk membantu memperlancar komunikasi (silaturahim) mereka ini yang mendasari saya untuk menjalankan usaha pulsa.
Ketika saya bukukan dalam catatan, ternyata omzet dari tanggal 8 hingga 20 Oktober ini hampir 2 juta. Berarti tingkat kebutuhan komunikasi mereka cukup besar juga ya.....
Sedangkan peristiwa selanjutnya adalah, bahwa anakku Ryan saya ajari untuk mencatat semua pemasukan dan pengeluaran keuangannya. Karena dia selalu menghitung uang yang diterima maupun yang digunakan dengan mengingat-ingat (ngawang), sehingga sering keliru hitungan dengan kenyataan keberadaan uangnya.
Ryan saya ajari untuk mencatat pada kolom "debet" dan "kredit". Karena lebaran seperti ini tentu banyak pemasukan dari saudara-saudara dan para tetangga. Ryan tentu mendapat angpao, sehingga perlu pencatatan agar bisa mengontrol keuangannya. Semuanya Ryan sendiri yang menulis, saya hanya mengarahkan cara-cara pencatatannya.
Dengan memiliki catatan keuangan, saya berharap tingkat kemandirian finansialnya lebih cepat dan lebih mampu mengendalikan keinginan-keinginan yang tidak perlu. Semisal membeli mainan yang dulu sudah pernah dibeli, membeli jajan sembarangan, dsb. Selain itu, Ryan juga saya ingatkan untuk menyisihkan sebagian uang untuk para pengemis atau mereka yang lebih membutuhkan. Sehingga juga agar muncul jiwa sosial dan berbagi.
Ayoo anakku, teruslah menapak masa depanmu..!!